Facts About ayat al quran sedekah Revealed
Facts About ayat al quran sedekah Revealed
Blog Article
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
Rasulullah S.A.W sendiri amat menggalakkan umatnya supaya memperbanyakkan sedekah jariah sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.A yang bermaksud :
Tidak berhenti sampai disitu, setelah berhasil dihafal dan dipelajari dengan baik, kemudian ayat Alquran akan disebarkan ke orang lain. Ilmu yang bermanfaat tersebut read more juga merupakan amalan jariyah yang berpahala melimpah.
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ
وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
Bersedekah juga menjauhkan diri dari sikap sombong dan angkuh. Keutamaan bersedekah lainnya adalah mendapatkan pahala di sisi Allah Ta’ala.
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ .
Jika tidak, pahala itu diperolehi oleh yang membaca. Syarat untuk semua itu, ikhlas bacaan bukan kerana harta atau bayaran. Jika tidak ikhlas tiada pahala. Jika tiada pahala, tiada apa pun yang boleh dihadiahkan kerana yang tidak memiliki tidak dapat memberi.
), sedangkan istilah zakat digunakan untuk pemberian yang sifatnya wajib. Tapi terkadang pemberian yang wajib itu disebut juga dengan sedekah jika pelakunya berusaha keras dalam melakukannya.” (
Para ulama berselisih pendapat dalam hal ini apakah hanya pahala shalat saja yang berlipat one hundred.000 kali ataukah juga berlaku untuk amalan lainnya seperti puasa, sedekah, dzikir membaca tasbih. Ada dua pendapat dalam masalah ini:
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku ketika aku masih kecil
menyebutkan sebuah hadits tentang tujuh golongan yang mendapatkan naungan di hari kiamat. Salah satu golongan yang beliau sebutkan adalah,
Ustadz,maaf ana mau tanya lagi begini ustadz kan dalam hadits ini secara zhahir hanya ditujukan kepada seorang ibu saja tapi kok para ulama bisa membolehkan juga untuk kepada selain ibu misalnya ayah kandung juga,bagaimana cara ulama bisa mengambil sebuah pendapat bahwa hadits ini bisa juga buat selain ibu kandung(maaf ustadz pertanyaan ini timbul di pikiran setelah membaca banyaknya ulama mengambil sebuah ijtihad padahal secara zhahir hadits menunjukkan itu sebagaimana terhadap hadits di atas)? Mohon penjhelasannya. Jazakallah
Report this page